Setiap yang bernyawa pasti akan mengalami kematian,
tak terkecuali manusia yang bukan makhluk tidak luput dari dosa dan kesalahan
maka manusia perlu menyiapkan diri dan selalu ingat akan kematian. Maka salah
satunya dengan mengamalkan doa ini :
اَللَّهُمَّ
إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ التَّرَدِّي وَالْهَدْمِ وَالْغَرَقِ وَالْحَرِيقِ
وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ يَتَخَبَّطَنِي الشَّيْطَانُ عِنْدَ الْمَوْتِ وَأَعُوذُ بِكَ
أَنْ أَمُوتَ فِي سَبِيلِكَ مُدْبِرًا وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ أَمُوتَ لَدِيغًا
ALLOOHUMMA
INNII A’UUDZU BIKA MINAT TARODDI WAL HADMI WAL GHOROQI WAL HARIIQI, WA A’UUDZU
BIKA AN-YATAKHOBBATHONISY SYAITHOONU ‘INDAL MAUTI, WA A’UDZU BIKA AN AMUUTA FII
SABIILIKA MUDBIRON, WA A’UDZU BIKA AN AMUUTA LADIIGHO.
Artinya: Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kebinasaan
(terjatuh), kehancuran (tertimpa sesuatu), tenggelam, kebakaran, dan aku
berlindung kepada-Mu dari dirasuki setan pada saat mati, dan aku berlindung
kepada-Mu dari mati dalam keadaan berpaling dari jalan-Mu, dan aku berlindung
kepada-Mu dari mati dalam keadaan tersengat. (HR. An-Nasa’i, no.
5531. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)
Yang dimaksud dengan beberapa kalimat dalam doa:
At-taroddi artinya
jatuh dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah.
Al-hadm artinya
tertimpa bangunan.
Al-ghoroq artinya
tenggelam dalam air.
Al-hariq artinya
terbakar api.
An-yatakhobbathonisy syaithoonu ‘indal
mauti artinya dikuasai oleh setan ketika akan
meninggal dunia, sehingga setan menghalanginya untuk bertaubat.
Al-ladhiiga artinya
mati dalam keadaan terkena racun dari kalajengking dan ular.
Kenapa sampai kita berdoa meminta
perlindungan dari hal-hal di atas padahal yang disebutkan dalam doa menyebabkan
seseorang mendapatkan kesyahidan sebagaimana disebutkan dalam hadits?
Kata Imam Ath-Thibi rahimahullah menjelaskan
bahwa hal-hal yang disebutkan asalnya adalah musibah. Adapun mengharapkan
kesyahidan dari musibah tersebut, perlu dipahami bahwa memang setiap musibah
sampai pun duri yang menusuk akan mendapatkan pahala.
Kata Imam Ath-Thibi, antara syahid di medan perang
dengan syahid karena musibah di atas sangat berbeda. Karena syahid di medan
perang itu diharap-harap. Sedangkan syahid dengan jatuh dari tempat tinggi,
terbakar, dan tenggelam, itu tidak dicari-cari. Kalau seseorang berusaha bunuh
diri dengan cara-cara tadi, malah dihukumi berdosa.
Penjelasan di atas diambil dari Muro’ah Al-Mafatih, dinukil dari ahlalhdeeth.com.
Semoga Allah mudahkan untuk mengamalkan doa di atas.
Moga Allah mematikan kita dalam keadaan husnul khotimah.
—
Selesai ditulis setelah hujan mengguyur Panggang,
Gunungkidul, Selasa, 4 Rabi’uts Tsani 1438 H
Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal
0 coment�rios: