Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menunjuki pada umatnya
mengenai apa
saja kiat untuk membentengi diri dari fitnah tersebut. Beliau telah
meninggalkan umatnya dengan penjelasan
yang amat jelas, malamnya seperti
siangnya. Tidak ada yang menyimpang
dari petunjuk tersebut melainkan ia
akan binasa.
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah meninggalkan satu
kebaikan pun melainkan beliau
menjelaskannya. Begitu pula tidak ada satu
kejelekan pun yang beliau tidak
peringatkan. Di antara yang diwanti-wanti
adalah fitnah Dajjal. Karena fitnah
yang satu ini adalah sebesar-besarnya fitnah
yang ada hingga akhir zaman. Bahkan setiap nabi selalu
memperingatkan dari
fitnah ini, terkhusus Nabi kita
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai
penutup para nabi. Bahasan berikut
ini akan mengulas bagaimanakah ajaran
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menunjuki jalan agar terhindar
dari fitnah
Dajjal.
Pertama: Berpegang teguh dengan ajaran Islam
Modal utama untuk menghadapi fitnah Dajjal adalah dengan mengenal
ajaran Islam dengan benar, terutama lebih mendalami nama dan sifat Allah.
Karena dengan mengetahui hal ini, seseorang pasti tidak akan tertipu dengan tipu
muslihat Dajjal. Dajjal itu manusia biasa yang butuh makan dan minum, sedangkan
Allah tidak demikian.
Dajjal itu buta, sedangkan Allah tidak. Tidak ada seorang pun yang
dapat melihat Allah di dunia sampai ia mati. Adapun Dajjal bisa dilihat
oleh manusia baik yang mukmin maupun yang kafir. Oleh karena itu, ini merupakan isyarat
akan pentingnya iman, apalagi dengan mengenal serta memahami nama dan sifat Allah.
Mengenai hal ini, kita dapat melihat pada kisah yang disebutkan dalam hadits Abu
Sa’id Al Khudri berikutini:
“Dajjal muncul lalu seseorang dari kalangan kaum mu`minin menuju
ke arahnya lalu bala tentara Dajjal yang bersenjata menemuinya, mereka bertanya,
‘Kau mau kemana? ‘
Mu`min itu menjawab, ‘Hendak ke orang yang muncul itu.’ Mereka
bertanya, ‘Apa kau tidak beriman ada tuhan kami? ‘ Mu`min itu menjawab: ‘Rabb kami
tidaklah samar.’
Mereka berkata, ‘Bunuh dia.’ Lalu mereka saling berkata satu sama
lain, ‘Bukankah tuhan kita melarang kalian membunuh seorang pun selain dia.’
Mereka membawanya menuju Dajjal.
Saat orang mu`min melihatnya, ia berkata, ‘Wahai sekalian manusia, inilah Dajjal yang disebut oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam.’
Lalu Dajjal memerintahkan agar dibelah. Ia berkata, ‘Ambil dan
belahlah dia.’ Punggung dan
perutnya dipenuhi pukulan lalu Dajjal bertanya, ‘Apa kau tidak
beriman padaku? ‘
Mu`min itu menjawab, ‘Kau adalah Al Masih pendusta? ‘
Lalu Dajjal memerintahkannya
digergaji dari ujung kepala hingga
pertengahan antara kedua kaki. Setelah itu Dajjal
berjalan di antara dua potongan
tubuh itu lalu berkata, ‘Berdirilah!’ Tubuh itu pun
berdiri. Selanjutnya Dajjal
bertanya padanya, ‘Apa kau beriman padaku?’
Ia menjawab, ‘Aku semakin mengetahuimu.’
Setelah itu Dajjal berkata, ‘Wahai sekalian manusia, sesungguhnya
tidak ada seorang pun yang dilakukan seperti ini setelahku.’
Lalu Dajjal
mengambilnya untuk disembelih,
kemudian antara leher dan tulang selangkanya diberi
perak, tapi Dajjal tidak mampu
membunuhnya. Kemudian kedua tangan dan kaki orang
itu diambil lalu dilemparkan, orang-orang mengiranya dilempari ke
neraka, tapi sesungguhnya ia dilemparkan ke surga.”
Setelah itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Dia adalah
manusia yang kesaksiannya paling agung di sisi Rabb
seluruh alam” (HR. Muslim no. 2938).
Semoga Allah menjadikan kita hamba yang mau belajar Islam lebih
dalam serta
memperkokoh iman kita.
Kedua: Berlindung pada Allah dari fitnah Dajjal, terkhusus dalam
shalat
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا تَشَهَّدَ أَحَدُكُمْ
فَلْيَسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنْ أَرْبَعٍ يَقُولُ اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ
مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا
وَالْمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ
“Jika salah seorang di antara
kalian melakukan tasyahud, mintalah perlindungan pada Allah dari empat perkara:
Ya Allah, aku meminta perlindungan pada-Mu dari siksa Jahannam, dari siksa
kubur, dari fitnah hidup dan mati, dan dari kejelekan fitnah Al Masih Ad
Dajjal” (HR. Muslim no. 588).
Ketiga: Menghafal surat Al Kahfi
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memerintahkan untuk
membaca awal-awal surat Al Kahfi agar terlindung dari fitnah Dajjal. Dalam
riwayat lain disebutkan akhir-akhir surat Al Kahfi yang dibaca. Intinya, surat
Al Kahfi yang dibaca bisa awal atau akhir surat. Dan yang lebih sempurna adalah
menghafal seluruh ayat dari surat tersebut.
Dari Abu Darda’, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
مَنْ حَفِظَ عَشْرَ آيَاتٍ مِنْ
أَوَّلِ سُورَةِ الْكَهْفِ عُصِمَ مِنَ الدَّجَّال
“Barangsiapa menghafal sepuluh ayat pertama dari surat Al Kahfi,
maka ia akan terlindungi dari (fitnah) Dajjal” (HR. Muslim no. 809).
Dari An Nawas bin Sam’an, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
فَمَنْ أَدْرَكَهُ مِنْكُمْ
فَلْيَقْرَأْ عَلَيْهِ فَوَاتِحَ سُورَةِ الْكَهْفِ
“Barangsiapa di antara kalian mendapati zamannya Dajjal, bacalah awal-awal surat Al Kahfi” (HR. Muslim no. 2937).
Dari Abu Darda’, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
مَنْ قَرَأَ عَشْرَ آيَاتٍ مِنْ
آخِرِ الْكَهْفِ عُصِمَ مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ ». قَالَ حَجَّاجٌ « مَنْ قَرَأَ الْعَشْرَ الأَوَاخِرَ
مِنْ سُورَةِ الكَهْفِ »
“Barangsiapa membaca sepuluh ayat terakhir dari surat Al Kahfi,
maka ia akan terlindungi dari fitnah Dajjal.” Hajjaj berkata, “Barangsiapa
membaca sepuluh ayat terakhir dari surat Al Kahfi” (HR. Ahmad 6: 446. Syaikh
Syu’aib Al Arnauth berkata bahwa sanad hadits ini shahih, perowinya tsiqoh
termasuk dalam periwayat shahihain –Bukhari dan Muslim- selain Ma’dan bin Abi
Tholhah Al Ya’mari yang termasuk perowi Muslim).
Imam Nawawi rahimahullah berkata, “(Kenapa yang dianjurkan untuk
dibaca adalah surat Al Kahfi?) Karena di awal surat tersebut terdapat ayat-ayat
yang menakjubkan. Siapa yang mau merenungkannya, niscaya ia akan terlindungi
dari fitnah Dajjal. Sebagaimana pula dalam akhir-akhir ayat surat tersebut,
Allah Ta’ala berfirman,
أَفَحَسِبَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنْ
يَتَّخِذُوا
“Maka apakah orang-orang kafir
menyangka bahwa mereka (dapat) mengambil (hamba-hamba-Ku menjadi penolong
selain Aku?)” (QS. Al Kahfi: 102)” (Syarh Shahih Muslim, 6: 93).
Dan di antara waktu yang baik untuk membaca surat Al Kahfi adalah
di hari Jum’at. Dalam hadits dari Abu Sa’id Al Khudri disebutkan,
مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ
لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ فِيمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ
الْبَيْتِ الْعَتِيقِ
“Barangsiapa yang membaca surat Al Kahfi pada malam Jum’at, dia
akan disinari cahaya antara dia dan Ka’bah” (HR. Ad Darimi 2: 546. Syaikh Al
Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih sebagaimana dalam Shohihul Jami’ no.
6471).
Juga dari Abu Sa’id Al Khudri, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ فِى
يَوْمِ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ مَا بَيْنَ الْجُمُعَتَيْنِ
“Barangsiapa yang membaca surat Al Kahfi pada hari Jum’at, dia
akan disinari cahaya di antara dua Jum’at” (HR. Al Baihaqi dalam Al Kubro 3:
249. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih sebagaimana dalam
Shohihul Jami’ no. 6470).
Di dalam surat Al Kahfi sungguh banyak kisah-kisah yang dapat
dijadikan ibroh, mulai dari kisah penghuni goa, kisah Musa dan Khidr, dan kisah
Dzulqornain, juga terdapat penetapan hari kebangkitan. Oleh karena itu, sudah
sepantasnya surat ini dibaca, lebih baik lagi dihafalkan. Khususnya yang
terbaik untuk membacanya adalah di hari Jum’at, hari terbaik matahari terbit.
Keempat: Menjauh dari Dajjal
Karena bisa jadi seseorang menyangka bahwa ia memiliki iman yang
kokoh, namun ia terperangkap syubhat Dajjal. Akhirnya ia pun menjadi pengikut
setianya. Wal ‘iyadzu billah.
Dari ‘Imron bin Hushain, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ سَمِعَ بِالدَّجَّالِ فَلْيَنْأَ عَنْهُ فَوَاللَّهِ إِنَّ الرَّجُلَ لَيَأْتِيهِ وَهْوَ يَحْسِبُ أَنَّهُ مُؤْمِنٌ فَيَتَّبِعُهُ مِمَّا يُبْعَثُ بِهِ مِنَ الشُّبُهَاتِ أَوْ لِمَا يُبْعَثُ بِهِ مِنَ الشُّبُهَاتِ
“Barangsiapa mendengar kemunculan Dajjal, maka menjauhlah darinya. Demi Allah, ada seseorang yang mendatangi Dajjal dan ia mengira bahwa ia punya iman (yang kokoh), malah ia yang menjadi pengikut Dajjal karena ia terkena syubhatnya ketika Dajjal itu muncul” (HR. Abu Daud no. 4319 dan Ahmad 4: 441. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Ya Allah, lindungilah kami dari
fitnah Dajjal yang begitu dahsyat dan jadikanlah kami hamba yang mempersiapkan
diri untuk menghadapinya dengan bekal iman yang kokoh.
Doa supaya diselamatkan dari Fitnah Dajjal *dibaca sebelum salam
shalat
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ
مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ عَذَابِ النَّارِجَهَنَّمَ , وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا
وَالْمَمَاتِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ
Ya Allah, Sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari siksaan kubur, siksa neraka Jahanam, fitnah kehidupan dan setelah mati, serta dari kejahatan fitnah Almasih Dajjal.
Allaahumma inni a’uudzubika min
‘adzaabil qabri wa min ‘adzaabinnaari jahannama wa min fitnatil mahyaa wal
mamaati wa min fitnatil masiihid dajjaal.
Sumber :
https://rumaysho.com/2371-munculnya-dajjal-6-agar-terhindar-dari-fitnah-dajjal.html
0 coment�rios: